Tertular Virus Corona Setelah 1 Tahun, Pria Di Turki Terkena Penyakit Langka

 Seorang pria berusia 38 tahun penyandang disabilitas mental bernama Ibrahim Akan terkena penyakit kulit langka yang di sebut 'Pemfigus'. penyakit ini terjadi hanya 2 - 3 kasus dari setiap 1 juta orang . wajah pria yang berusia 38 tahun ini terjadi setelah Ibrahim Akan terkena virus Covid-19 pada tahun 2021 dan mendapatkan 2 dosis vaksin .

Wajah Pria asal Turki ini betambah memburuk dan tak dapat dikenali dalam kurun waktu 1 tahun, Anak sulung dari 7 bersaudara dari pasangan Zinnet-Cengiz Akan. Pada awal nya Ibrahim Akan mengalami luka lepuh berisi cairan seperti luka bakar di beberapa bagian kulit saja, namun setelah beberapa waktu luka tersebut berubah menjadi luka dangkal yang pecah dan terbuka di bagian kulit dalam waktu singkat dan menjadi berkerak. 

Ibrahim Akan

Setelah menjalani  beberapa pemeriksaan, para dokter yang  menangani kanya tersebut memvonis bahwa Ibrahim Akan terkena seatu penyakit kulit langka yang disebut sebagai penyakit "pemfigus".

Akan (38) sebelumnya sempat dirawat di pusat penelitian dan rumah sakit Universitas Ataturk (Turki) setelah mengalami luka bakar di  tubuh dan wajahnya dipulangkan setelah beberapa waktu. namun setelah satu tahun berjalan, luka yang dialami Akan kembali memburuk di bagian wajah dan tubuhnya pada  awal tahun 2023, Akan kembali dirawat di Rumah Sakit Ataturk.

Hingga kini kondisi Akan semakin memburuk dan di rawat dilayanan Dermatologi, Karna kondisi yang dialami semakin parah hingga sebagian kulit pria ini mengalami pembusukan.


Apa itu pemfigus ?

'Pemfigus merupakan penyakit kulit langka yang menyerang 2-3 orang dari setiap 1 juta orang. penyakit ini merupakan penyakit autoimun yang dapat menyerang pria atau wanita, meskipun sering terjadi pada orang yang berusia paruh baya, penyakit ini dapat menyerang orang-orang di segala usia.

Menurut para peneliti, penyakit 'pemfigus ini lebih sering terjadi pada orang-orang yang berasal dari Mediterania atau orang yang tinggal di hutan hujan Brazil. 

Subscribe to receive free email updates: